PUSAT UNGGULAN  IPTEK  KEGAWATDARURATAN BENCANA PUI-PK POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

 

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Tasikmalaya melalui Pusat Unggulan Institusi Poltekkes Kemenkes (PUI-PK) Tasikmalaya pada hari Selasa s.d Rabu dlaksanakan tanggal 12-13 Oktober 2021 melaksanakan kegiatan Workshop Penyusunan Rencana Induk Pengembangan COE-HADE

 

 

Kegiatan workshop ini di Hotel Horizon, Kota Tasikmalaya  dan  diikuti oleh pengurus COE-HADE Perwakilan dosen masing masing Program studi yang ada di Polkestama dan dibuka oleh DIrektur Polkestama Hj Ani Radiati, SPd, MKes

Berkut adalah Rincian kegiatan nya :

Hari pertama

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021

Waktu               : 09.30-11.30 WIB

Agenda             : Arah Kebijakan Nasional/BNPB dalam kegawatdaruratan kesehatan dan bencana di Indonesia serta peluang kemitraan dengan CoE HADE Center Polkestama

Narasumber : Deputi Sistem dan Strategi BNPB : Edy Suryawan  Purba, SKM, MKM

Isi Workshop :

  1. Pemaparan Deputi Sistem dan Strategi BNPB: Edy Purba
    • Manajemen bencana pada saat pra, saat dan pasca bencana
    • Inaris untuk pemetaan lokasi bencana
    • Manajemen penanggulangan kegawatan bencana àrespon penanggulangan yang segera dan memadai
    • Fakta yang terjadi saat bencana : Keterbatasan SDM di daerah yang dapat merespon dengan cepat; pemda setempat sering kali terkesan panic, kebingungan dan tertekan; implementasi sistem komando penanganan darurat bencana kurang berjalan dengan baik; mobilisasi sumber daya daerah ada keterbatasan (ex: alat berat, SDM, keuangan) àmanejerial, logistic dan penganggaran
    • Status kegawatdaruratan : siaga darurat (ex: hujan deras berhari-hari di bogor sehingga DKI Jakarta meningkatkan status siaga darurat), tanggap darurat, transisi darurat ke pemulihan (ex : banjir bandang masih ada pengungsi sehingga pengungsi perlu dilayani)
    • Tindakan dalam penanganganan kegawatdaruratan : Koordinasi, Komando, Kolaborasi
    • Manajemen darurat bencana : penyelamatan evakuasi korban, harta benda, pemulihan kebutuhan dasar (sanitasi, pangan sandang, pelaayanna kesehatan, pelayanan psikososial), perlindungan kelompok rentan, pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
    • Penanganan sistem komando penanganan darurat bencana
    • SKPDB à satu kesatuan terstrusktur dalam satu komando yang digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan
    • Prinsip SKPDB : ada komandan yang ditunjuk sebagai komando, rentang kendali (ada batas waktunya), Organisasi, Tujuan, Rencana Oprasional, Sumber daya, Mobilisasi, akuntabilitas
    • Rencana penanggulangan kedaruratan bencana (Indonesia National disaster response framework) àgo.id
    • MoU dapat dilakukan

 

Kesimpulan dari materi I adalah COE-HADE perlu kiranya :

  • Perkenalkan produk riset polkestama melalui BPBD, BPNB ataupun pusat krisis kesehatan
  • Membuka Peluang kerjasama seluas-luasnya dalam penanganan bencana

Hari/Tanggal      : Rabu, 13 Oktober 2021

Waktu                    : 19.00-21.00 WIB

Agenda                   : Penilaian kinerja CoE HADE Center menuju pusat unggulan rujukan Nasional di bidang kegawatdaruratan kesehatan dan bencana

Narasumber        : Dr. Triati Dewi Kencana Wungu

 

 

Isi Workshop             

Perhitungan Kinerja

(Realisasi score PUI PK tahun 2021/ Target scor PUI-PK 2021 (rencana yang sudah disusun di awal tahun)) x 100%

Proposal AE dan com 80% realisasi 20%

Realisasi AE dan com 80 realisasi 20%

 

Penilaian awal tahun

Berdasarkan capainan kinerja tahun ke (N-1)

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di Tahun N yang dituangkan dalam bentuk matrik

Roadmap berjenjang diturunkan dari Institusi smapai ke Roadmap ke masing2 dosen

Penilaian akhir Tahun

Pengukuran Perencanaan

Target 80%  realisasai  kegiatan  20%

Sebaiknya menyusun kegiatan untuk mencapai output yang diminta dan untuk pendanaan diatur seefisien mungkin dengan subsidi silang

 

Rumus rencana kegiatan = (jumlah bobot rencana /4x jumalah kegiatan) x 1000

 

0 kegiatan belum dilaksanakan sama sekali = skor 0

20% = belum terlaksana namun ada TOR  = skor 1

40% terlaksanan namun tidaka da bukti = skor 2

60% terlaksanan bukti tidak sesuai = skor 3

80-100% terlaksanan bukti sesuai skor 4

 

Hasil temuan Workshop di Bandung

  1. Masih terdapat PUI yang berganti topik yang harus disepakati dengan para peneliti
  2. Dakung pemetaan belum lengkap sehingga roadmap belum leluiasa
  3. Sudah ada beberapa PUI yang menyusun road map berdasarkan kerangka ide
  4. Pergantian pengelola sehingga memmerlukan pendampingan intensif

 

Strategi umum untuk menngkatkan capaiana

  1. Dukungan stake holder
  2. Roadmap penelitian dan institusi dan HADE center yang jelas selama 10 tahun ke depan
  3. Memiliki SDM yang memiliki inovasi
  4. Menumbuhkan aktivitas penelitian
  5. Kerjasama SDM yang baik
  6. Pengelolaan manajemen PUI-PK yang baik

Kriteria PUI PK

  1. AE (40%)
    • Undangan menjadi pembicara conferensi internasional (2)
    • Pemakalah internasional/prociding (2)
    • Kunjunagn lembaga internasional ke PUI-PK (3)
    • Publikasi ilmiah nasional terakreditasi yang sesuai roadmap HADE center per tahun (2)
    • Publikasi ilmiah internasional per tahun   (2)
    • Paten / HKI (2)
    • Lulusan S2 berbasis riset PUI-PT setelah 2 tahun (1)
    • Pengelolaan seminar/ symposium berskala internsional (1)
    • Pengelolaan jurnal nasional terakreditasi (ada/tidak)
  2. COM (60%)
    • Kontrak riset pada tingkat nasional/ penelitian hibah (1)
    • Kontrak riset pada tingkat internasional. (1)
    • Kontrak nonriset (WS) Panitian kegiatan seminar lokal dan jasa konsultasi (10)
    • Produk berbasis sumber daya lokal (3)
    • Produk dilisensikan / dimanfaatkan (2)
    • Kontrak bisnis dalam rangka komersialisasi (1)
    • Unit bisnis yang melayani jasa sesuai kompetensi (1)
    • Pembinaan UMKM/ komunitas sesuai dengan kompetensi (2)